Matakanan.com – “Kalau kemerdekaan cuma jadi bahan pidato setahun sekali, sama saja kita masih dijajah—oleh kata-kata kita sendiri.” Begitu pembuka sentilan Fahad Fauzi, Anggota DPRD Garut Fraksi Partai Golkar, saat diminta pandangannya soal peringatan ke-80 tahun Republik Indonesia.
Menurutnya, terlalu banyak yang menganggap kemerdekaan selesai setelah upacara bendera, kirab obor, dan lomba tujuhbelasan. “Padahal PR kemerdekaan itu ada 365 hari, bukan cuma sehari. Rakyat butuh harga sembako stabil, lapangan kerja layak, dan pembangunan yang merata. Kalau itu belum ada, berarti kita baru merdeka di kalender, belum di kehidupan nyata,” ucapnya.
Fahad menyebut, Golkar sejak awal selalu berdiri di garda depan pembangunan dan persatuan bangsa. “Bagi Golkar, kemerdekaan tanpa kesejahteraan itu setengah hati, dan kesejahteraan tanpa persatuan itu setengah mati. Dua-duanya harus utuh,” tegasnya.
Ia juga menyoroti sikap masyarakat yang kadang terlalu mudah terpecah karena politik sesaat. “Pahlawan dulu rela mati demi Merah Putih, bukan demi warna bendera partai. Tapi sekarang ada yang rela putus silaturahmi gara-gara status WhatsApp. Itu namanya kita mundur ke zaman perang, bedanya senjatanya sekarang cuma pakai kuota internet,” katanya sambil tersenyum miris.
Fahad menutup pesannya dengan ajakan lugas. “80 tahun merdeka itu bukan waktu yang sebentar. Kalau mau bangga, ya buktikan di kehidupan nyata. Mari kerja bersama, kritik yang membangun, dan bangun yang dikritik. Jangan sampai kita cuma pahlawan di baliho, tapi penonton di kehidupan rakyat. Merdeka!”. (*)
0 Komentar :
Belum ada komentar.